System Development Life Cycle (SDLC) Model

System Development Life Cycle (SDLC) Model 

  1. Tradisional SDLC
  2. Agile SDLC
  3. Waterfall SDLC
  4. Scrum SDLC
  5. Iterative SDLC
  6. Spiral SDLC
  7. V SDLC
  8. Big Bang SDLC
  9. Rational Unified Process (RUP) SDLC
  10. Prototype SDLC
  11. Rapid Aplication Development (RAD) SDLC
  12. Unified Process SDLC 
1. Tradisional SDLC
SDLC tradisional adalah metode pengembangan sistem informasi klasik yang mengikuti suatu pola teratur secara bertahap yang dikerjakan dari atas ke bawah. SDLC tradisional seringkali disebut pendekatan waterfall. Aktivitas dalam siklus ini memiliki aliran satu arah menuju penyelesaian proyek. Tahapan dalam SDLC tradisional adalah sebagai berikut :
  • Perencanaan
  • Analisis
  • Perancangan
  • Implementasi
  • Penggunaan
2. agile SDLC

Agile development adalah sebuah filosofi dan serangkaian panduan untuk mengembangkan sistem informasi di dalam lingkungan yang sering berubah dan dapat digunakan dengan metodologi pengembangan sistem apapun. Metodologi agile adalah sebua filosofi tentang bagaimana membangun model, beberapa diantaranya formal dan detil, namun yang lainnya hanya berupa sketsa dan sangat ringkas.

Nilai-nilai dari Agile Developement
Filosofi agile menggunakan pendekatan yang fleksibel terhadap jadwal proyek dan memberikan kesempatan bagi tim proyek untuk merencanakan dan menjalankan pekerjaan mereka sesuai dengan perkembangan proyek. Filosofi utama dalam pengembangan agile adalah
1. Value responding to change over following a plan
2. Value individuals and interactions over processes and tools
3. Value working software over comprehensive documentation
4. Value customer collaboration over contract negotiation

Di dalam proyek yang menggunakan filosofi agile dikenal istilah “chaordic” atau “chaos” dan “order”. Filosofi agile menyadari ketidakpastian ini, penanganan dengan meningkatkan flesibilitas dan mempercayakan tim proyek untuk mengembangkan solusi terhadap masalah yang ada. Aspek penting lainnya dalam pengembangan Agile adalah pelanggan harus secara terus terlibat di dalam tim proyek. Mereka tidak bisa hanya duduk dengan tim proyek dalam beberapa sesi untuk mengembangkan spesifikasi. Mereka menjadi bagian dari tim teknis.



3. Waterfall SDLC
Waterfall adalah pendekatan SDLC paling awal yang digunakan untuk pengembangan perangkat lunak. Hal ini juga disebut sebagai model SDLC linear-sekuensial. Hal ini sangat sederhana untuk memahami dan menggunakanya dalam mengimplementasikan sebuah sistem.
Dalam Model Waterfall, setiap tahap harus berurutan, dan tidak dapat meloncat ketahap berikutnya, harus menyelesaikan tahap pertama baru lanjut ke tahap ke dua dst.
 
Langkah-langkah Waterfall SDLC 
Pendekatan Waterfall digunakan secara luas dalam Pengembangan sistem, step-step nya terdiri dari
  1. Requirement Gathering and analysis - Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa menghasilkan desain yang lengkap.
  2. System Design - Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap
  3. Implementation - Desain program diterjemahkan ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang sudah ditentukan. Program yang dibangun langsung diuji baik secara unit.
  4. Integration and Testing - Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (system testing)
  5. Deployment of system -  Mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan karena adaptasi dengan situasi sebenarnya.
  6. Maintenance - Proses pemeliharaan sistem yang sudah dibangun

Kelebihan Waterfall Model

Keuntungan dari Waterfall model adalah Jadwal dapat diatur dengan tenggat waktu untuk setiap tahap pengembangan dan produk dapat dilanjutkan melalui proses pengembangan model fase satu per satu. Pembangunan bergerak dari konsep, melalui desain, implementasi, pengujian, instalasi, pemecahan masalah, dan berakhir di operasi dan pemeliharaan.
4. Scrum SDLC
Scrum Pada dasarnya merupakan salah satu komponen dari metodologi pengembangan sistem Agile . Akhir-akhir ini scrum mulai marak di implemntasikan di perusahaan IT di Indonesia, dikarenakan maraknya perusahaan IT mengimplementasikan agile development. Scrum menguraikan proses untuk mengidentifikasi dan katalogisasi pekerjaan yang perlu dilakukan, memprioritaskan yang bekerja dengan berkomunikasi dengan pelanggan atau wakil pelanggan, dan pelaksanaan yang bekerja menggunakan rilis iterative dan memiliki tujuan utama untuk mendapatkan perkiraan berapa lama development akan dilakukan.

Element-Element dalam Scrum

Ada 3 elemen organisasi utama pada scrum yaitu:

  • Product Owner mewakili bisnis, pelanggan atau pengguna dan memandu tim ke arah pegembangan produk yang tepat.
  • Scrum Master dapat dianggap sebagai pemersatu bagi product owner dan scrum team (developer, QA, technical wirter dll), membantu anggota tim menggunakan kerangka Scrum untuk menyelesaikan suatu project berdasarkan timeline yang ditentukan di awal.
  • Scrum Team merupakan grup pengembang kecil biasanya terdiri dari 5-9 orang. Untuk projek yang sangat besar, pekerjaan biasanya dibagi dan didelegasikan ke grup-grup kecil
 5. Iterative SDLC

Dalam Iterative model SDLC, proses iterative dimulai dengan implementasi sederhana dari komponen kecil dari software sampai dengan meningkatkan versi dari sebuah software dengan update-updateanya sehingga software siap digunakan ke user.

Di setiap Iterative nya, perubahan baik design maupun fungsi ditambahkan. Ide dasar di balik metode ini adalah untuk mengembangkan sistem melalui siklus berulang (iterative) dan dalam porsi kecil di setiap updatetanya.

Spesifikasi Iterative Model

Seperti model SDLC lainya, Iterative model memiliki spesifikasi khusus di dalan industri software. Model ini paling sering digunakan dalam kondisi seperti:


  • Requirement sistem dan design harus jelas dan mudah di pahami.
  • Persyaratan Utama harus didefinisikan, namun nantinya akan ada request baru untuk penambahan fungsi pada saat sistem sedang berjalan.
  • Teknologi yang sedang digunakan dalam pengembangan software bisa diganti apabila ada teknologi baru yang lebih bagus.
  • Ada beberapa fitur berisiko tinggi dan tujuan yang mungkin berubah di masa depan.
6. Spiral SDLC
Model Spiral SDLC adalah sebuat metode pengabungan antara Iterative Model dengan Waterfall Model. dengan penekanan yang tinggi pada analisis resiko yang akan di hadapi. Spiral model bertujuan untuk meningkatkan tingkat keberhasilan pada saat pengembangan suatu sistem.

Fase Spriral Model SDLC

Spiral model memiliki 4 fase utama yaitu : Identification, Design, Construct or Build, Evaluation and Risk Analysis

Identification
Pada fase ini bertujuan untuk mengumpulkan kebutuhan bisnis di dasar spiral, Dalam spiral berikutnya disebut sebagai produk deawsa. Identifikasi persyaratan sistem, persyaratan subsistem, persyaratan unit dilakukan pada fase ini. Fase ini juga mencakup komunikasi antar sistem analis dengan klien.

Design
Pada fase ini dimulai dengan desain konseptual di dasar spiral dan melibatkan
desain arsitektur, desain logis dari modul, desain produk fisik dan desain akhir
dalam spiral berikutnya.

Construct or Build
Pada fase ini  mengacu produksi produk perangkat lunak yang sebenarnya di setiap spiral.

Evaluation and Risk Analysis
Pada fase ini  mengidentifikasi, memperkirakan dan memantau kelayakan teknis dan risiko manajemen, seperti jadwal selip dan biaya lebih. Setelah pengujian sistem, akhir dari iterasi klien akan mengevaluasi produk yang sudah dibangun dan akan memberikan feedback.
7.V SDLC
The V-Model merupakan perluasan dari waterfall model  dan didasarkan pada asosiasi dari fase pengujian untuk setiap tahap pengembangan yang sesuai. Ini berarti bahwa untuk setiap fase tunggal dalam siklus pengembangan, ada tahap pengujian terkait langsung. Ini adalah model yang sangat disiplin dan tahap berikutnya dimulai setelah selesainya tahap sebelumnya.
Ilustrasi berikut menggambarkan berbagai tahap dalam V-Model SDLC.
Ada beberapa tahapan verifikasi di V-Model
1. Business Requirement Analysis
2. System Design
3. Architectural Design
4. Module Design
5. Coding Phase
6. Unit Testing
7. Integration Testing
8. System Testing
9. Acceptance Testing


8. Big Bang SDLC
Pengertian dari SDLC Big Bang Model adalah Dimana kita tidak mengikuti proses tertentu. Perkembangan hanya dimulai dengan uang dan usaha yang dibutuhkan sebagai masukan, dan hasilnya adalah perangkat lunak yang dikembangkan yang mungkin atau mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Model Big Bang ini tidak mengikuti dan hanya ada sedikit perencanaan yang diperlukan. Bahkan pelanggan pun tidak yakin dengan apa yang sebenarnya dia inginkan dan persyaratannya diimplementasikan dengan cepat tanpa banyak analisis.

Model Big Bang terdiri dari memfokuskan semua sumber daya yang mungkin dalam pengembangan perangkat lunak dan pembuatan code / coding, dengan perencanaan yang sangat sedikit atau tidak sama sekali. Requirement yang dibutuhkan terkadang datang pada saat pembuatan code. Setiap perubahan yang diperlukan mungkin atau mungkin tidak perlu mengubah perangkat lunak yang lengkap.

Big Bang Model ini sangat ideal untuk proyek kecil dengan satu atau dua pengembang yang bekerja sama dan juga berguna untuk pembelajaran atau project-project yang sangat kecil.





9. Rational Unified Process (RUP) SDLC
Apa itu Rational Unified Process (RUP)? Pengertian Rational Unified Process (RUP) Menurut IBM adalah kerangka proses yang menyediakan simulasi sistem pada industri untuk sistem, software, implementasi, dan manajemen proyek yang efektif. RUP adalah salah satu dari sekian banyak proses yang terdapat di dalam Rational Process Library, yang memberikan simulasi terbaik untuk pengembangan atau kebutuhan proyek. RUP mempunyai beberapa tahapan, yaitu :


  1. Inception
  2. Elaboration
  3. Construction
  4. Transition
10. Prototype SDLC
Prototyping menjadi sangat populer sebagai model pengembangan software, karena Memungkinkan untuk memahami kebutuhan pelanggan pada tahap awal pengembangan. Ini membantu mendapatkan feedback yang berharga dari pelanggan dan membantu developer memahami apa sebenarnya yang diharapkan dari produk yang sedang dikembangkan.
Prototyping digunakan untuk memungkinkan client/user mengevaluasi sistem yang di rancang di awal oleh developer dan mencobanya sebelum di implementasikan. Hal ini dapat membantu memahami persyaratan pembangunan sistem yang spesifik oleh user dan mungkin belum implementasikan oleh developer selama perancangan produk.


Mengidentifikasi Kebutuhan Dasar
Fase ini untuk pemahaman kebutuhan dasar produk terutama dalam hal user interface. Rincian desain internal dan eksternal yang lebih rumit seperti kinerja dan keamanan dapat di abaikan pada tahap ini.

Develop Prototype awal
Fase ini untuk mengembangkan protype awal. dimana persyaratan yang sangat mendasar dipamerkan dan user interface selesai di buat. Fitur-fitur ini mungkin tidak bekerja dengan cara yang sama secara internal dalam perangkat lunak yang sebenarnya dikembangkan. Sementara, workarounds digunakan untuk memberikan tampilan dan nuansa yang sama kepada pelanggan dalam prototipe yang dikembangkan.

Review Prototype
Fase ini untuk user/client melakukan review prototype yang sudah dirancang oleh developer untuk memberikan feedback yang bertujuan untuk penyempurnaan lebih lanjut sistem/software yang sedang dikembangkan.

Revisi dan Penyempurnaan Prototype
fase ini untuk membahas Feedback dan review yang sudah di dapatkan di fase sebelumnya. Negosiasi antara client dan developer terjadi disini untuk menentukan waktu perancangan serta biaya untuk perubahan sistem tersebut. Perubahan sistem ini seharusnya sudah di setujui oleh ke 2 pihak (client & developer) dan siklus development pun kembali dilanjutkan sesuai dengan revisi dan client agar ekpektasi client terpenuhi.


11. RAD (Rapid Application Development) Model SDLC

Apa itu RAD (Rapid Application Development)? RAD (Rapid Application Development) Adalah metodologi pengembangan perangkat lunak (SDLC) yang menggunakan pengabungan antara Prototype Model dengan Iterative Model. Prototipe adalah model kerja yang secara fungsional setara dengan komponen produk.

Dalam model RAD (Rapid Application Development), modul fungsional dikembangkan secara paralel sebagai prototip dan terintegrasi untuk membuat produk yang lengkap untuk pengiriman produk yang lebih cepat. Dikarenakan tidak ada rincian planning yang detail, maka memudahkan untuk melakukan perubahan pada saat development berjalan.


RAD Model Design

Model RAD mendistribusikan tahap analisis, perancangan, pembuatan dan pengujian ke dalam rangkaian siklus pengembangan jangka pendek yang singkat.

Business Modeling (Bisnis Model)
fase ini untuk perancangan dasar dari pengembangan produk berdasarkan informasi dan distribusi informasi antar saluran bisnis. Analisis bisnis yang lengkap dilakukan untuk menemukan informasi penting untuk bisnis, bagaimana hal itu dapat diperoleh, bagaimana dan kapan informasi diproses dan faktor apa yang mendorong arus informasi yang berhasil

Data Modeling (Data Model)
Fase ini untuk menganalisa informasi yang sudah dikumpulan dari fase Business Modeling. semua kumpulan data diidentifikasi dan didefinisikan  secara rinci untuk mencari model bisnis yang tepat.

Process Modeling (Proses Pemodelan)
Fase ini untuk untuk menetapkan arus informasi bisnis yang diperlukan untuk mencapai tujuan bisnis yang spesifik sesuai model bisnis. perubahan atau penyempurnaan pada kumpulan objek data didefinisikan dalam fase ini. Deskripsi proses untuk menambahkan, menghapus, mengambil atau memodifikasi objek data diberikan.

Application Generation (Generasi Aplikasi)
Fase ini untuk Sistem yang sebenarnya dibangun dan pengkodean dilakukan dengan menggunakan automatic tools i untuk mengubah model proses dan data menjadi prototype yang aktual

Testing and Turnover
fase ini untuk pengujian keseluruhan sistem yang dibangun semua komponen perlu diuji secara menyeluruh dengan cakupan uji yang lengkap. Dengan pengujian yang lengkap dapat mengurangi risiko cacat sistem.


12. UP SDLC
Unified Process (UP) adalah metodologi pengembangan sistem berbasis objek. Metode ini sudah menjadi salah satu metode yang banyak digunakan dalam pengembangan sistem berorientasi objek. UP memperkenalkan pendekatan baru untuk siklus hidup pengembangan sistem yang menggabungkan perulangan (iterations) dan tahapan (phases) yang disebut dengan siklus hidup UP (UP life cycle). UP mendefinisikan empat tahapan siklus hidup yaitu inception, elaboration, construction, dan transition.

 source :blog.juansyah.web.id


Posting Komentar

0 Komentar